STUDY WISATA
SISWA
KELAS 6 SD NEGERI PAMEUNGPEUK
TAHUN
PELAJARAN 2014 – 2015
GUA
PAWON
CIPATAT
BANDUNG BARAT
Sesuai
dengan program kami siswa-siswi SDN Pameungpeuk mengadakan Study Wisata ke
IPTEK Kota Baru Parahiyangan Padalarang yang di lanjutkan ke Gua Pawon yang
letaknya di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Yang dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 22 Nopember 2014. Tujuan kami mengadakan Study Wisata
tersebut antara lain agar siswa siswi kelas 6 yang tidak lama lagi akan
meninggalkan kelas 6 tentunya perlu
dibekali dengan Ilmu Pengetahuan yang memadai disamping itu mereka mengenal
lingkungan alam dan cagar budaya agar nantinya selalu rindu akan Ilmu
Pengetahuan dan Tekhnologi juga tahu bagaimana cara mereka melestarikan
lingkungan dan cagar budaya yang ada di daerah sekitar mereka tinggal.Program
yang dicanangkan kami disekolah tentunya tidak luput dari peran serta semua
pihak baik guru maupun Kepala Sekolah yang memberi support dan terlibat
langsung membimbing siswa, selain itu peranan orang tua juga memberikan andil
besat terhadap terselenggaranya kegiatan yang kami laksanakan tersebut karena
semua orang tua memberi izin dan restu
terhadap kegiatan yang kami selenggarakan.
Indikator
dari kegiatan tersebut anak dapat memahami pentingnya pelestarian Cagar budaya
yang ada dan dapat menambah Ilmu Pen getahuan.
Perjalanan yang melelahkan tetapi menyenangkan
Padalarang
pasti bukan sebuah nama yang asing bagi mereka yang sering pergi ke Bandung
atau Jakarta melalui Puncak. Tetapi apa keistimewaan tempat tersebut? Yang
terlihat hanya bukit-bukit kapur yang sudah mulai menipis karena ditambang
untuk dijadikan marmer. Selain itu, jika melewati daerah tersebut, tidak jarang
kita merasa kesal karena harus sabar mengemudi di belakang truk-truk yang penuh
berisi bongkahan batu yang berjalan pelan, sehingga mengganggu perjalanan kita.
Ternyata
di daerah tersebut ada sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Pawon. Gua ini
terletak di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, dekat dengan Padalarang.
Di belakang deretan penjual batu nisan dan marmer (jika dari Jakarta) kita bisa
mengambil jalan ke kiri. Di mulut jalan itu terdapat gapura dengan tulisan Gua
Pawon. Untuk mencapai gua kita masih harus berjalan terus sekitar 2 km hingga
sampai ke sebuah tempat parkir yang cukup luas, dan gua itu terletak tidak jauh
dari tempat parkir tersebut.
Setelah
membayar tiket masuk, berjalanlah kami dan rombongan ke gua tersebut. Ternyata
bukan hanya kami yang saat itu mengunjungi gua tersebut, karena kami bertemu dengan
orang lain yang juga tertarik mengunjungi Gua Pawon. Kami pun akhirnya
bergabung dengan kelompok tersebut. Dengan ditemani seorang pemandu, kami pun
mulai memasuki gua.
Saat
mendekati mulut gua, bau kotoran kelelawar menyengat hidung kami. Betul-betul
membuat kepala ini menjadi pening. Untungnya salah satu bapak yang bersama kami
membawa obat gosok dan mulailah kami mengoleskan obat gosok tersebut di hidung
kami untuk mengalahkan bau kotoran kelelawar yang sangat kuat itu.
Keadaan
gua tersebut tidak spektakuler, tapi cukup menarik. Gua tersebut terdiri dari
ruangan-ruangan yang cukup besar. Sayang sekali stalagtit dan stalagmit yang
ada di gua tersebut tidak terlalu banyak, bahkan ada yang sudah dipotong supaya
tidak menghalangi jalan bagi pengunjung yang akan memasuki celah gua yang lain.
Gua tersebut terdiri dari ruangan-ruangan yang cukup besar. Di bagian luar gua
terdapat sebuah replika orang purba dalam posisi sedang meringkuk. Tempat itu
dipagari agar tidak dirusak oleh tangan-tangan jahil pengunjung.
Disana
kami semua mendapat penjelasan dari pemandu disana dari awal sampai akhir kami
mendengarkan cerita dari pemandu wisata tersebut, setelah cukup puas kamipun
bergegas turun karena takut hujan kebetulan kami kesana musim hujan kamipun
kembali ke bawah menuruni bukit meleati Gua tersebut turun dengan jalan yang
sama sewaktu nail tadi.
Setibanya
dibawah kami beserta rombongan anak-anak perut merasa lapar kami pun secara
bersama-sama makan tidak jauh dari Gua Pawon yaitu dekat lapangan parkir,
wlaupun bau kotoran kelelawar masih terasa menempel di baju tetapi karena perut
lapar ahirnya kami makan terasa nikmat juga.
Beres
makan kami semua melanjutkan perjalanan menaiki bukit yang terjal dengan
bebatuan jalan yang sempit serta menanjak cukup melelahkan terasa haus dan
dahaga tidak kami gubris karena ingin cepat sampai keatas bukit, akhirnya kami
semua sampai diatas ternyata diatas ada sebuah tempat wisata yaitu taman batu
yang sangat bagus dan menakjubkan disanapun terdapat orang berjualan sehingga
rasa haus dan dahaga dapat terobati sambil santai diwarung warung kecil
Dari
atas bukit tersebut kita bisa melihat kepulan asap dari pabrik yang menambang
batu-batu kapur di kawasan itu. Kita juga bisa melihat hijaunya sawah yang ada
di bawah. Perasaan senang bercampur sedih muncul pada saat itu. Senang karena
kami beruntung dapat menikmati keindahan alam yang ada di sana, dan sedih
karena kami tidak tahu sampai kapan batuan-batuan kapur tersebut akan masih
bisa berdiri kokoh di situ?
Shoutbox
No comments:
Post a Comment