PROPOSAL BANTUAN BUAT ALUMNI SDN PAMEUNGPEUK Klik disini
PEMBELAJARAN DISEKOLAH DASAR Klik dan cari disini...
PEMBELAJARAN DISEKOLAH DASAR Klik dan cari disini...
NYUNDA MANIS
DI SD NEGERI PAMEUNGPEUK
Sunda
merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa namun
dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sebagai
suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di
Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia,
yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara. Bahkan menurut Stephen
Openheimer dalam bukunya berjudul Sundaland, Tatar Sunda/ Paparan Sunda
(Sundaland) merupakan pusat peradaban di dunia. Sejak dari awal hingga kini,
budaya Sunda terbentuk sebagai satu budaya luhur di Indonesia. Namun,
modernisasi dan masuknya budaya luar lambat laun mengikis keluhuran budaya
Sunda, yang membentuk etos dan watak manusia Sunda.
Makna kata sunda sangat luhur, yakni cahaya, cemerlang, putih, atau bersih. Makna
kata Sunda itu tidak hanya ditampilkan dalam penampilan, tapi juga
didalami dalam hati. Karena itu, orang Sunda yang ‘nyunda’ perlu memiliki hati
yang luhur pula. Itulah yang perlu dipahami bila mencintai, sekaligus bangga
terhadap budaya Sunda yang dimilikinya.
Setiap
bangsa memiliki etos, kultur, dan budaya yang berbeda. Namun
tidaklah heran jika ada bangsa yang berhasrat menanamkan etos budayanya
kepada bangsa lain. Karena beranggapan, bahwa etos dan kultur budaya
memiliki kelebihan. Kecenderungan ini terlihat pada etos dan kultur budaya
bangsa kita, karena dalam beberapa dekade telah terimbas oleh budaya
bangsa lain. Arus modernisasi menggempur budaya nasional yang menjadi jati
diri bangsa. Budayanasional kini terlihat sangat kuno, bahkan ada generasi muda
yang malu mempelajarinya. Kemampuan menguasai kesenian tradisional
dianggap tak bermanfaat. Rasa bangsa kian terkikis, karena budaya bangsa
lain lebih terlihat menyilaukan. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi
pada budaya Sunda, sehingga orang Sunda kehilangan jati dirinya.
Untuk
menghadapi keterpurukan kebudayaan Sunda, ada baiknya kita melangkah ke
belakang dulu. Mempelajari, dan mengumpulkan pasir mutiara yang berserakan
selama ini. Banyak petuah bijak dan khazanah ucapan nenek moyang jadi
berkarat, akibat tidak pernah tersentuh pemiliknya. Hal ini
disebabkan keengganan untuk mempelajari dengan seksama, bahkan mereka
beranggapan ketinggalan zaman. Bila dipelajari, sebenarnya pancaran etika
moral Sunda memiliki khazanah hikmah yang luar biasa. Hal itu
terproyeksikan lewat tradisinya. Karena itu, marilah kita kenali kembali,
dan menguak beberapa butir peninggalan nenek moyang sunda yang hampir
punah.
Dari
paparan diatas yang telah kami sampaikan, maka kami selaku orang-orang sunda
tentunya ingin menyelamatkan khazanah dan budaya sunda melalui jenjang pendidikan disekolah yang kami kelola
yaitu SD Negeri Pameungpeuk. Kami bersepakat Kepala Sekolah, Dewan Guru dan
orang tua siswa untuk mengangkat , melestarikan dan ngamumule budaya sunda, hal
ini kami lakukan untuk memperkenalkan khazanah dan budaya sunda sunda kepada
anak didik kami.
Hal
pertama kami lakukan adalah menyarankan kepada anak didik / siswa untuk memakai
pakaian adat sunda, berbahasa sunda yang NGALAGENA dan berperilaku layaknya orang sunda tempo
dulu, tentunya hal ini mensosialisasikan dulu dengan semua guru, dengan komite
sekolah dan yang paling penting adalah mensosialisasikan kepada orang tua
siswa.
Sudah
barang tentu sesuatu yang baru tidaklah mudah untuk dilaksanakan,
kendala-kendala pasti ada apalagi sudah menyangkut urusan pinansial pasti ada
yang pro dan kontra, tetapi setelah disampaikan maksud dan tujuan kami, semua pihak baik guru maupun orang tua siswa
mengerti dan memahami dan pada akhirnya semua mendukung dan memberi Suport yang
positive
Hal
ini kami telah mendapat rekomendasi dari kepala UPT Kecamatan Cisarua dan Pengawas
Bina, serta telah mendapat persetujuan dari seluruh orang tua siswa melalui
rapat Paguyuban orang tua siswa kelas I kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V dan kelas VI
Hasilnya
adalah :
1.
Kepala
Sekolah,Guru dan Siswa SDN Pameungpeuk setiap hari kamis memakai pakaian adat Sunda
2. Ketika
memakai pakaian adat sunda diharuskan memakai bahasa sunda ngalagena.
3. Adab
rengkak polah / tingkah laku harus Nyunda Manis.
4.
Mulai
dilaksanakan Hari kamis tanggal 8 Januari 2015.
5. Bagi
siswa yang belum punya pakaian adat sunda, memakai pakaian sekolah biasa dan
tidak terlalu memaksakan.
Syukur
Alhamdulilah ternyata dukungan dari orang tua siswa sangat besar kepada kami,
hari pertama diberlakukan pakaian adat sunda di sekolah kami, yang memakai
pakaian adat sunda sudah mencapai 70 %, ternyata support dukungan serta Peran serta orang tua sangat besar, maka untuk itu kami berikan penghargaan yang
tidak ternilai atas partisifasinya untuk orang tua siswa.
FOTO KEGIATAN NYUNDA GEULIS DI SD NEGERI
PAMEUNGPEUK