Monday 30 March 2015

NEGARA KESATUAN RI





Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.


Pasal ini merupakan penjelasan lebih lanjut yang lebih menjabarkan kedaulatan Negara Republik Indonesia secara geografis, yaitu sebagai Negara kepulauan yang bercirikan nusantara. Penjelasan dan penetapan dari sudut pandang politis tentang kedaulatan dan bentuk negara kita, juga secara konstitusional dapat dilihat pada BAB I Pasal (1) butir (a) yang menyatakan bahwa Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.

Dari dua pasal konstitusi kita tersebut terlihat bahwa konstitusi kita telah menetapkan dengan jelas dan gamblang tentang bentuk dan karakteristik Negara Indonesia dimana secara politik adalah negara kesatuan dalam bentuk republik dengan wilayah geografis berkarakteristik kepulauan dalam paradigma nusantara. Berbagai keunikan dan kekhas-an mewarnai penetapan dan definisi Negara kita yang tercinta ini. Dua ketentuan paling dasar diatas yang tertuang dalam konstitusi menjadi pondasi utama dalam menetapkan dan menjaga kedaulatan negara dan bangsa Indonesia.

Mengapa penekanan kedaulatan secara geografis juga ditetapkan dalam konstitusi UUD 1945 dalam amandemen yang dilakukan? Hal ini berarti bahwa selama ini kita kurang memperhatikan nilai strategis posisi kepulauan dan kelautan bagi kedaulatan Negara Indonesia. Sudut pandang yang digunakan selama ini hanya melihat kelautan dan kepulauan sebagai wilayah yang memiliki nilai komersial dari sisi sumber daya alam yang dimilikinya. Pemahaman kewilayahan kita selama ini lebih terorientasi kedaratan dibanding kepada laut dan pulau-pulau yang ada diantaranya. Penetapan hasil amandemen UUD 1945 ini memberikan amanat bagi kita untuk lebih memperhatikan peran strategis kelautan dan kepulauan serta sumber daya yang ada didalamnya, termasuk perikanan, tidak hanya dalam perannya meningkatkan daya saing ekonomi Negara dan bangsa tetapi juga dalam perannya mengukuhkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Laut Dan Kedaulatan Negara
Berbagai ukuran geo-statistik memang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya mencapai 5,8 juta km2. Sedangkan panjang garis pantainya 81.000 km merupakan ke dua terpanjang di dunia setelah Kanada. Jumlah pulau, baik besar dan kecil sebanyak 17.504 buah. Letaknya yang diapit oleh dua samudera besar – samudera Hindia dan samudera Pasifik dan berada di daerah khatulistiwa telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya sumberdaya alam dengan keanekaragaman-hayati yang luar bisa. Fakta menyangkut perairan kita memperlihatkan kenyataan bahwa :

1. Lebih dari 81.000 km garis pantai membentang secara lateral
   sampai ke timur.
2. Wilayah laut yang mencapai 3 juta m2,
3. Luas terumbu karang 12-15% total terumbu global,
4. Luas daratan ‘hanya’ 1,9 juta m2.


Secara hitoris fakta tersebut sudah perjuangkan sebagai bukti kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia atas wilayah perairan dan kepulauan yang dia kuasainya. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ciri khas yang sebagian besar wilayahnya berupa laut diantara pulau-pulau yang ada. Nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan menghayati kegunaan laut sebagai sarana kehidupan baik untuk perdagangan maupun jalur komunikasi. Keruntuhan bangsa bahari dimulai setelah masuknya VOC ke Indonesia pada 1602 – 1798 M, Salah satu peristiwa bersejarah yaitu adanya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang dilakukan oleh Belanda dengan Raja Surakarta dan Yogyakarta, dimana kedua kerajaan itu menyerahkan hasil rempah-rempah kepada pihak Belanda. Keputusan tersebut menjadikan kedua kerajaan itu dibawah kendali Belanda. Politik tanam paksa dan tidak diperbolehkannya pengembangan pengetahuan dan memproduksi kapal asli buatan bangsa Indonesia. Kondisi ini yang membuat secara lambat-laun menghilangkan semangat dan jiwa bahari bangsa Indonesia.

Ketika Republik Indonesia diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945, wilayah negara adalah tinggalan Hindia Belanda, dan belum menjadi negara kepulauan. Menurut Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939, maka batas laut teritorial Indonesia adalah 3 mil laut dari pantai. Dengan demikian maka perairan antar pulau pada waktu itu adalah wilayah internasional. Wilayah laut kita dengan rezim hukum laut seperti disebut di atas hanyalah seluas kira-kira 100.000 km2. Secara fisik pulau-pulau Indonesia dipisahkan oleh laut, walaupun secara kultur konsep kewilayahan kita tidak membedakan penguasaan antara laut dan darat. Bangsa Indonesia adalah satu-satunya bangsa di dunia yang menamakan wilayahnya sebagai tanah air .

Setelah kemerdekaan di tahun 1945, dalam suasana semangat nasionalisme yang tinggi dan di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, dideklarasikanlah Wawasan Nusantara pada tanggal 13 Desember tahun 1957 yang dikenal dengan “Deklarasi Joeanda” yang memandang laut merupakan satu keutuhan wilayah dengan darat. Deklarasi itu merupakan tindakan sepihak yang sangat patriotik sehingga dijadikan titik awal kebangkitan kembali Indonesia menjadi bangsa maritim. Deklarasi di atas yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda, adalah pernyataan jati diri sebagai negara kepulauan, di mana laut menjadi penghubung antar pulau, bukan pemisah. Klaim ini bersamaan dengan upaya memperpanjang batas laut teritorial menjadi 12 mil dari pantai, kemudian diperjuangkan oleh Indonesia untuk mendapat pengakuan internasional di PBB, suatu perjuangan panjang yang meliwati 3 rezim politik yang berbeda yaitu Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru.

Kendati prinsip negara kepulauan mendapat tentangan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, akhirnya pada tahun 1982 lahirlah Konvensi kedua PBB tentang Hukum Laut (2nd United Nations Convention on the Law of the Sea, disingkat UNCLOS) yang mengakui konsep negara kepulauan, sekaligus juga mengakui konsep Zona Ekonomi Eksklusif ( ZEE ) yang diperjuangkan oleh Chili dan negara-negara Amerika Latin lainnya. Setelah diratifikasi oleh 60 negara maka UNCLOS kemudian resmi berlaku pada tahun 1994. Berkat perjuangan yang gigih dan memakan waktu, Indonesia mendapat pengakuan dunia atas tambahan wilayah nasional sebesar 3,1 juta km2 wilayah perairan dari hanya 100.000 km2 warisan Hindia Belanda, ditambah dengan 2,7 juta km2 Zone Ekonomi Eksklusif yaitu bagian perairan internasional dimana Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk memanfaatkan sumber daya alam termasuk yang ada di dasar laut dan di bawahnya.

Konsep Negara Kepulauan (Nusantara) memberikan kita anugerah yang luar biasa. Letak geografis kita strategis, di antara dua benua dan dua samudra dimana paling tidak 70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan kita. Wilayah laut yang demikian luas dengan 17.500-an pulau-pulau yang mayoritas kecil memberikan akses pada sumber daya alam seperti ikan, terumbu karang dengan kekayaan biologi yang bernilai ekonomi tinggi, wilayah wisata bahari, sumber energi terbarukan maupun minyak dan gas bumi, mineral langka dan juga media perhubungan antar pulau yang sangat ekonomis .

Fakta historis dan ekonomis diatas yang menjadi pertimbangan mengapa karakter kepulauan dan kelautan bangsa kita perlu dijelaskan dalam konstitusi sebagai penekanan yang lebih kuat atas kedaulatan kita atas laut dan pulau yang ada diantara nya. Permasalahannya menjalankan amanat konstittusi tersebut tidak hanya sekedar menetapkan kebijakan namun juga diperlukan kelengkapan yang memadai agar kebijakan tersbut berjalan dengan sempurna sesuai dengan misi yang ditetapkan oleh konstitusi kita.
Saat ini telah ada dua lembaga yang secara umum berperan besar dalam hal kebijakan kelautan di Indonesia. Yaitu Dewan Kelautan Nasional dan Dewan Maritim Indonesia. Dewan Kelautan Nasional berdiri atas dasar Keputusan Persiden No. 77 Tahun 1996. Dimana Dewan Kelautan Nasional, selanjutnya disingkat DKN, adalah forum koordinasi bagi penetapan kebijakan pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan kawasan laut. DKN bertugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijaksanaan umum di bidang pengelolaan masalah-masalah kelautan dan batas wilayah Indonesia. Dewan ini memiliki fungsi : 1) merumuskan kebijakan pemanfaatan, pelestarian, perlindungan serta keamanan kawasan laut, 2)memberikan pertimbangan, pendatapat maupun saran kepada Presiden mengenai pengaturan, pengelolaan, pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan serta keamanan kawasan laut dan penetuan batas wilayah Indonesia. 3) Melakukan koordinasi dengan Departemen dan badan-badan lainnya yang terkait dalam rangka keterpaduan perumusan dan penetapan kebijakan yang berkaitan dengan masalah kelautan. DKN ini dipimpin oleh Presiden dan beranggotakan menteri-menteri yang terkait dengan isu masalah kelautan.




Lembaga lainnya yaitu Dewan Maritim Indonesia. Dewan Maritim Indonesia sebagai salah satu lembaga yang beranggotakan para pejabat Pemerintah dan nonPemerintah, dibentuk dengan Keputusan Presiden RI Nomor 161 tahun 1999 diketuai oleh Presiden RI, dengan ketua harian adalah Menteri Kelautan dan Perikanan RI, mempunyai fungsi sebagai Forum konsultasi dan membantu Presiden dalam memutuskan kebijakan nasional di bidang kelautan. DMI sebagai perencana pembangunan maritim Indonesia perlu memprioritaskan sosialisasi kemaritiman, antar lain melalui pendidikan dan pelatihan, komunikasi massa untuk membangun masyarakat nelayan, pantai dan pesisir. Dengan pengertian maritim yang lebih luas lagi, maka akan tercakup berbagai bidang kehidupan disamping hal fisiknya, yang penekanan pada upaya pemberdayaan menuju pembangunan kelautan yang berkesinambungan, berwawasan lingkungan yang berkembang mendorong terciptanya integrasi masyarakat maritim yang profesional dalam pengelolaan kehidupan perekonomian, dengan harapan akan berhasil meningkatkan industri dan jasa maritim lainnya (termasuk industri pariwisata bahari yang cukup jauh tertinggal dengan negara lainnya, industri pelayaran yang perlu dibangun kembali yang semakin merosot, akibat didominasi oleh kapal-kapal asing, dan tidak kalah pentingnya memprioritaskan peningkatan tersedianya sumber daya manusia kelautan yang masih sangat langka. Selanjutnya dalam kepres juga jelaskan fungsi DMI antara lain :

• Merumuskan kebijakan kewilayahan nasional, eksplorasi, pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan di bidang kelautan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan
• Memberikan pertimbangan kepada presiden mengenai hal tersebut diatas, dan hal lain atas permintaan presiden
• Melakukan konsultasi dengan lembaga terkait, baik pemerintah maupun non pemerintah dalam rangka keterpaduan kebijakan di bidang kelautan
• Mencari pemecahan masalah dan mengevaluasi kebijakan di bidang kelautan.

 
Kembali ke konstitusi kita, dimana telah ditekankan tentang bentuk dan cirri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka seharusnya lembaga-lembaga diatas atau lembaga apapun yang akan dibentuk yang berkaitan dengan kelautan kita, haruslah mengacu pada kerangka yang telah disepakati bersama, terutama Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


  Negara kita adalah Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik, dibawah ini akan kami ulas mengenai Profil Negara Republik Indonesia antara lain :
  
  Nama Negara         : Indonesia
  Nama lain / sebutan : Nusantara
  Ibukota Negara      : Kota Jakarta
  Kepala Negara       : Presiden
  Kepala Pemerintahan : Presiden
  Lagu Kebangsaan     : Lagu Indonesia Raya
  Bahasa Resmi        : Bahasa Indonesia
  Luas Wilayah        : 1.904.569 km2
  Jumlah Penduduk     : s/d 9 Juni 2009 244.472.833 Jiwa
  Mata Uang           : Rupiah ( Rp )
  Jumlah Provinsi     : 34 Provinsi

A. BENTUK NEGARA
   Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik yang dikepalai oleh seorang Presiden dengan dibantu oleh wakil Presiden serta para Menteri Kabinet.

B. DASAR NEGARA
   Pancasila merupakan filosofi dasar negara Indonesia yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu " Panca " yang artinya lima dan " Sila " yang artinya Dasar. Pancasila berarti lima Dasar yang satusama lain berhubungan dan tidak bisa dipisahkan lagi yakni :
   
   1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
   2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
   3. Persatuan Indonesia.
   4. Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmah kebijaksanaan dalam
      permusyawaratan /perwakilan.
   5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



   Indonesia merupakan Negara Demokrasi yang dalam pemerintahan 
nya menganut sistem Presidensil, dan Pancasila ini merupakan jiwa dari demokrasi. Demokrasi yang yang didasarkan atas lima dasar tadi dinamakan Demokrasi Pancasila.Dasar Negara ini dinyatakan oleh Presiden Soekarno( Presiden Indonesia pertama ) dalam Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atau yang disebut dengan Proklamasi.

C. BENDERA.
   Bendera Negara Republik Indonesia adalah Merah Putih. Arti dari warna bendera adalah :
   Merah          :   artinya Berani
   Putih          :   artinya Suci

D. BAHASA.
   Bahasa dinegara kita sangat banyak dan beragam terutama bahasa daerah yang sekaligus menjadi budaya dan memperkaya kebudayaan negara kita, tetapi sebagai bahasa persatua / pemersatu yaitu Bahasa Indonesia

E.    LAMBANG NEGARA.
      Burung Garuda mempunyai makna yang terkandung didalamnya antara lain :
   Jumlah bulu-bulunya :
   Pada tiap sayapnya                  :   17 helai
   Pada ekornya                        :    8 helai
   Dibawah prisai                      :   19 helai
   Pada lehernya                       :   45 helai
    
F.   SEMBOYAN
     " Bhineka Tunggal Ika " berasal dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular  Bhineka Tunggal Ika yang mempunyai arti " Berbeda-beda tetapi satu jua " maksudnya adalah bahwa Bangsa Indonesia walaupun berbeda bahasa, suku bangsa adat istiadat tetapi mempunyai cita-cita dan tujuan yang sama yaitu tetap Negara Kesatua Republik Indonesia.


Friday 20 March 2015

FLORA DAN FAUNA

FLORA ATAU TANAMAN KHAS DAERAH DI INDONESIA

I.    Tanaman Khas Daerah.
       1. Di Aceh            : Bunga Jeumpa ( Michelia champaca )
   2. Sumatra Utara      : Kenanga  ( Cananga Odorata )
   3. Sumatra Barat      : Pohon Andalas ( Morus Macroura )
   4. Riu                : Nibung Oncosperma tigillarium )
   5. Kepulauan Riu      : Sirih ( Piple batle )
   6. Jambi              : Pinang Merah ( Cyrtostachys renda ) 
   7. Sumatra Selatan    : Duku ( Lansium Domesticum )
   8. Bengkulu           : Suweg Raksasa(Amorphophallus titanium) )
       9. Bangka Belitung    : Nagasari (palaguium rostratum)
  10. Lamung             : Bunga Ashar ( Mirabillis jalapa )
  11. Banten             : Kokoleceran (Vatica bantamensis)
  12. DKI Jakarta        : Salak Condet(Salacca edulis)
  13. Jawa Barat         : Gandaria(Bouea macrophylla)
  14. Jawa Tengah        : Kantil ( Michelia alba )
  15. DI Yogyakarta      : Kepel (Stelechocarpus burahol)
  16. Jawa Timur         : Sedap Malam (Polyanthes tuberosa)
  17. Kalimantan Barat   : Tengkawang tungkul (Shorea stenoptera)
  18. Kalimantan Selatan : Kasturi (Mangifera Casturi)
  19. Kalimantan Tengah  : Tenggaring (Nephelium lapaceum)
  20. Kalimantan Timur   : Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata)
     21. Sulawesi Utara     : Longusei (Ficus Minahasae)
  22. Gorontalo          : Gofasa ( Vitek Kopassus )
  23. Sulawesi Tengah    : Eboni ( Diospyros Celebica )
  24. Sulawesi Tenggara  : Anggrek Serat (Dendrobium Utile)
  25. Sulawesi Barat     : Cempaka hutan kasar (Elmerillia)
  26. Sulawesi Selatan   : Lontar ( Borrasus Flabellifer )
  27. Bali               : Majegau ( Dysoxylum densiflorum )
  28. Nusa Tenggara Barat: Ajan Kelicung (Diospyros macrophylia)
   29. Nusa Tenggara Timur: Cendana ( Santalum Album )
  30. Maluku             : Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)
  31. Maluku Utara       : Cengkeh (Syzygium aromaticum)
  32. Papua Barat        : Matoa ( Pometia pinnata )
  33. Papua              : Buah Merah ( Pandanus conoideus )
  34. Kalimantan Utara   : Anggrek Hitam (Coelogyne Pandurata)


II. Tanaman Langka yang di lindungi oleh Pemerintah.

       1.   Balam Suntai  ( Palaqulum Walsurifolium )
       2.   Bayur  ( Pterospermum sp )
       3.   Bulian  ( Ulin Eusidroxylon Zwageri )
       4.   Cendana ( Santalum Album )
       5.   Damar, Kopal Keruling ( Agadhis labillalderi )
       6.   Durian ( Durio Zibethinus )
       7.   Enau (  Arenga Pinnata )
       8.   Eucalyptus ( Eucalyptus sp )
       9.   Hangkang ( Palaguium feioarpum )
     10.   Hongi / Saya ( Myristica Argentea )
      11.   Imba ( Azadirachta Indica )
      12.   Jambu Monyet ( Agathis Lalillardieri )
      13.   Jelutung ( Dyera )
      14.   Kapur Barus ( Dryobalanops Camphora )
      15.   Katiau ( Ganna Metloyauma )
      16.   Kayu Bawang ( Scorodocarpus Borneensis )
      17.   Kayu Hitam ( Diospyros sp )
      18.   Kayu Kuning ( Cudrania sp )
      19.   Kayu Manis ( Cinnamomun Burmannii )
      20.   Kayu Sepang ( Caesalpina Sappan )
      21.   Kemenyan ( Styra sp )
      22.   Kemiri ( Dipterocarpus sp )
      23.   Keruling ( Dipterocarpus sp )
      24.   Ketimunan ( Timonius Sericcus )
      25.   Kulit Lawang ( Cinamomun Cullilawan )
      26.   Ipil ( Instsia Amboinensis )
      27.   Malam Merah ( Palagulum gutta )
      28.   Massoi ( Cryptocaria Massoi )
      29.   Mata Buta  / Garu ( Excoicaria Agalocha )
      30.   Mata Kucing ( Dalbergia Latifolia )
      31.   Purnamasada ( Cordia Subcordata )
      32.   Sawo Kecil ( Manilkata Kauki )
      33.   Sonol Keling ( Dalbergia Latifolia )
      34.   Suren ( Toona Suren )
      35.   Taker, Benuang ( Duabanga Moluccana )
      36.   Tembesu ( Fagraea Fragna )


FAUNA KHAS DAERAH DI INDONESIA
      
  I.    Fauna Khas Daerah

        1.   Nangro Aceh Darusalam               :  Burung Beo ( Gracula religiosa robusta )
        2.   Sumatra Utara                               :  Beo Nias      ( Gracula religiosa robusta )
        3.   Riu                                                    :  Serindit ( Loriculus galgulus )
        4.   Kepaulauan Riu                              :  Serindit ( Loriculus galgulus )
        5.   Sumatra Barat                                :  Kuau Besar (Argusianus argus)
        6.   Jambi                                               :  Harimau Sumatra (Panthera ligris )
        7.   Sumatra Selatan                             :  Ikan Belida ( Chilata lopis )
        8.   Bangka Belitung                             :  ------------------------------
        9.   Bengkulu                                         :  Beruang Madu (Helarctos malayanus)
      10.   Lampung                                         :  Gajah Sumatra ( Elephas maximus )
      11.   DKI Jakarta                                    :  Elang Bondol ( Haliastur Indus )
      12.   Banten                                             :  Badak Jawa ( Rhinocerus sondaicus )
      13.   Jawa Barat                                      : Macan Tutul (Panthera pardus sondaicus)
      14.   Jawa Tengah                                  :  Kepodang ( Oriolus chinensis )
      15.   DI Yogyakarta                               :  Perkutut ( Geopelia striata L )
      16.   Jawa Timur                                    :  Ayam Bekisar (Galus galus varius )
      17.   Bali                                                   :  Burung Jalak Bali (Leucopsar rotschildi)
      18.   Nusa Tenggara Barat                    :  Rusa Timor (Cervus Timorensis )
      19.   Nusa Tenggara Timur                  :  Komodo ( Varanus Komodoensis )
      20.   Kalimantan Barat                          :  Enggang Gading ( Rhinoplax pigil )
      21.   Kalimantan Tengah                       :  Kuau Melayu (Polyplektron malacense)
      22.   Kalimantan Selatan                       :  Bekantan ( Nasalis larvatus )
      23.   Kalimantan Timur                         :  Pesut Mahakam ( Orcaella breviorstris )
      24.   Sulawesi Selatan                            :  Rangkong ( Rhyteceros cassidix )
      25.   Sulawesi Barat                               :  Rangkong ( Rhyteceros cassidix )
      26.   Sulawesi Tenggara                        :  Anoa ( Bubalus depressicornis )
      27.   Sulawesi Tengah                            :  Maleo ( Macrocephalon maleo )
      28.   Gorontalo                                       :  Tangkasi ( Tarssius spectrum )
      29.   Sulawesi Utara                              :  Tarsius ( Tarsius spectrum )
      30.   Maluku Utara                                :  Burung Nuri Raja (Alisterus maboinensis)
      31.   Maluku                                            :  Burung Nuri Raja (Alisterus maboinensis)
      32.   Papua Barat                                   :   Cendrawasih 12 kawat (Seleucidis melanoleucus)
      33.   Papua                                                Cendrawasi 12 Kawat (Seleucidis melanoleucus)
      34.   Kalimantan Utara                         Pesut Mahakam ( Orcaella breviorstris )


II.     Binatang langka yang dilindungi Pemerintah

       1.   Alap - alap                        41.   Gajah Sumatra                  81.   Macan Tutul
       2.   Anggang                            42.   Gangsa Batu Sula             82.   Maleo
       3.   Anoa                                  43.   Gangsa Laut                      83.   Malu-malu
       4.   Babi Rusa                         44.   Harimau Loreng                84.   Mambruk
       5.   Badak Jawa                      45.   Harimau Sumatra             85.   Mandar Sulawesi
       6.   Badak Kalimantan           46.   Ibis hitam                          86.   Marabus  
       7.   Badak Sumatra                47.   Ibis putih                            87.   Meong Congkok
       8.   Bajing Tanah                    48.   Itik liar                               88.   Burung Merak
       9.   Bangau Hitam                  49.   Jalak Bali                            89.   Minata
     10.   Banteng                            50.   Jalak putih                         90.   Monyet Hitam
     11.   Bayam                               51.   Jantingan                            91.   Monyet Jambul
     12.   Beruang Madu                 52.   Julang                                 92.   Monet Sulawesi
     13.   Beruk Mentawai              53.   Jelarang                              93.   Muncak
     14.   Biawak Ambong               54.   Junai                                    94.   Musang Air
     15.   Biawak Maluku                55.    Kaua Kalimantan              95.   Nuri Merah
     16.   Biawak pohon                   56.    Kakaktua hitam                96.   Orang utan Pongo
     17.   Biawak Togian                  57.    Kakak tua kuning              97.   Orang utan Mawas
     18.   Bimol ibis                          58.    Kakaktua Raja                   98.   Pelanduk Napu
     19.   Buaya Sapit                      59.    Kancil                                  99.   Pengisap Madu
     20.  Buaya Taman                   60.    Kangkareng                     100.   Penyu Raksasa
     21.   Buaya Tawar                    61.    Kanguru pohon               101.   Pesut
     22.   Burung Beo Nias              62.    Kasuari                            102.   Peusing
     23.   Burung Cacing                  63.   Kelinci liar Sumatra        103.   Platuk Besi
     24.   Burung Dara Mahkota    64.   Kera tak berbuntut        104.   Raja Udang            
     25.   Burung Gosong                65.   Kijang                                105.   Rangkok
     26.   Burung Kipas                   66.   Klaces                                106.   Rengkong
     27.   Burung Kipas Biru           67.   Komodo                             107.   Roko-Roko
     28.   Burung Luntur                 68.   Kowak Merah                  108.   Rungka
     29.   Burung Madu                   69.   Kuau Melayu                    109.   Rusa Bawean
     30.   Burung Maleo                  70.   Kubung                              110.   Sandanglawe
     31.   Burung Mas                      71.   Kucing Hitam                    111.   Sapi Hutan
     32.   Burung Merak                 72.   Kura kura Gading             112.   Siamang
     33.   Burung Paok                    73.   Kuskus                                113.   Suruku
     34.   Burung Sesap                   74.   Kuwuh                                114.   Tando
     35.   Burung titi                        75.   Labis-labis Besar               115.   Tapir
     36.   Burung Udang                  76.   Landak Irian                     116.   Trenggiling
     37.   Burung Cendrawasih       77.   Lamba-lumba laut            117.   Tungtong
     38.   Cipan                                 78.   Lumba-lumba Tawar       118.   Ular Panana
     39.   Cubo                                  79.   Lutung Mentawai              119.   Walang Kadak
     40.   Duyun                               80.   Lutung Merah                   120.   Walang Kekek

       Untuk dapat melihat gambar  tumbuhan lebih lengkap CARI DISINI........
        
       Untuk dapat melihat gambar Fauna atau hewan lengkap Cari Disini......
                                                                                                                                                                

BURUNG  CENDRAWASIH
ORANG UTAN
BURUNG MERAK

HARIMAU SUMATRA